Setelah 3 Tahun, Pemulung Itu pun Berkurban 2 Kambing Terbesar
Posted by Unknown on Minggu, November 04, 2012 with No comments
Jum’at pagi (26/10) jamaah masjid Raya Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta
Selatan, sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Idul Adha.
Sebagaimana biasa, sebelum shalat Id dilaksanakan pengurus masjid mengumumkan
hasil perolehan hewan qurban yang diterima panitia. Ada sekitar 27 sapi dan
kambing yang diterima oleh panitia.
“Perlu kami
umumkan, kambing yang terbesar justru diberikan oleh seorang yang pekerjaannya
pemulung. Beliau biasa berkeliling di sekitar Tebet sini,” ujar panitia qurban
melalui pengeras suara masjid.
“Setiap
hari, beliau pula yang memberi makan kambing tersebut,” kata pembawa acara.
Hampir
seluruh jamaah shalat terkesima mendengar pengumuman itu. Saat memimpin shalat,
suara imam pun bergetar seperti menahan tangis. “Hebat. Subhanallah,” gumam
jamaah.
Bertekad Menabung 3 Tahun untuk Beli Hewan Qurban
Pemulung itu
menyerahkan kambing beberapa hari lalu. Dia bernama Yati (55 tahun), yang sudah
menabung susah payah untuk berqurban. Wanita yang berprofesi sebagai pemulung
ini mengaku sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berqurban.
“Pada
ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain qurban,” cerita
Yati, sebagaimana yang diberitakan oleh merdeka.com, Jumat (26/10).
Tapi Yati
bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya
setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berqurban tahun ini.
Yati dan
suaminya Maman (35 tahun) sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan
mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. Kadang untuk menambah
penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet. Tapi akhirnya mereka
bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta.
Dua kambing ini disumbangkan ke masjid.
“Saya nabung
tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta,
yang kecil Rp 1 juta,” kata Yati di rumahnya.
“Penghasilan
sehari tak tentu. Seringnya dapat Rp 25 ribu. Dihemat untuk hidup dan ditabung
buat beli dua kambing itu,” kisah Yati.
Yati membeli
dua kambing itu di Pancoran. Maman yang mengambil dua kambing itu dengan Bajaj
dan memberikannya ke panitia kurban di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan.
Man Jadda Wajada
Pasangan
suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta
Selatan. Tak ada barang berharga di pondok 3×4 meter itu. Sebuah televisi
rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.
Wanita asal
Madura ini bercerita soal mimpinya bisa berkurban. Yati mengaku sudah seumur
hidup ingin berkurban. Dia malu setiap tahun harus mengantre meminta daging.
Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.
“Saya ingin
sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasan, rasanya tebal
sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir,” jelasnya.
“Pada
bilang: apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir
sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging qurban,”
beber Yati.
Yati mengaku
sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun
gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin
itu.
“Di sini ya
tidak bayar. Mau bayar ke siapa? Ya numpang hidup saja,” katanya ramah.
Setiap hari
Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat
sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.
“Biar ngesot
saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja.
Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo,” akunya.
Juanda yang
menjaga masjid Al Ittihad terharu saat Yati bercerita mimpi bisa berkurban lalu
berusaha keras mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli dua ekor kambing.
“Man jadda
wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil,” gumamnya.
Kambing Terbesar di Antara Kambing Qurban Lainnya
“Saya
nangis, tidak kuat menahan haru,” ujar Juanda (50), salah satu pengurus Masjid
Al Ittihad. Juanda menceritakan, Selasa (23/10), seorang pemulung bernama Maman
datang ke Masjid Al Ittihad. Masjid megah ini terletak di kawasan elite Tebet
Mas, Jaksel.
“Bawanya
pakai Bajaj. Dia kasih dua ekor kambing untuk kurban. Dia bicara tegas, justru
saya yang menerimanya tak kuat. Saya menangis,” kata Juanda.
Dua kambing
itu ada di halaman masjid. Ada yang berwarna coklat dan putih. Kambing itu
justru yang paling besar di antara kambing-kambing lain.
Dia
menceritakan pengurus lain pun terharu mendengar cerita ini. Begitu juga jamaah
shalat Idul Adha yang mendengar pengumuman lewat pengeras suara sebelum shalat.
(ren/ian/merdeka.com/hdn)
Sumber: Dakwatuna.com
Sumber: Dakwatuna.com
Categories: inspiratif, news
0 komentar:
Posting Komentar